Kalurahan Karangrejek

Karangrejek, (SID)--Kelompok kesenian Reog Ngesti Budoyo Padukuhan Karanggumuk 2, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY terus berupaya melestarikan seni Reog Jawa klasik meskipun menghadapi tantangan besar dalam regenerasi anggotanya.

Didirikan pada 24 Maret 2001 oleh sesepuh setempat, Mbah Warto Suwito, kelompok ini saat ini memiliki 31 anggota aktif.

Ngesti Budoyo dikenal mempertahankan ciri khas Reog klasik yang sarat dengan nilai-nilai tradisi dan filosofi budaya Jawa.

Namun demikian menurut Mbah Warto, minat generasi muda terhadap Reog klasik belakangan ini kian menurun.

“Anak-anak muda sekarang lebih tertarik pada hal-hal yang instan dan modern. Reog klasik dianggap kurang menarik,” ujarnya.

Sementara itu Pendamping Budaya Kalurahan Karangrejek, Lina Susanti, yang akrab disapa Cik Lin mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keberlangsungan kelompok ini. Ia berharap Reog Ngesti Budoyo tetap bisa bertahan dan berkembang melalui keterlibatan generasi yang lebih muda.

“Kita ingin ada regenerasi kedepan. Seni tradisi seperti Reog ini adalah warisan budaya yang sangat berharga. Harus ada pendekatan baru agar bisa diterima oleh anak-anak muda,” kata Cik Lin didampingi Dukuh Karanggumuk 2, Wiyadi, disela melatih Kelompok Kesenian Reog Ngesti Budoyo, Senin malam, 29 September 2025.

Upaya pelestarian yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kalurahan Karangrejek antara lain dengan mengadakan latihan dalam momen tertentu. Selain itu pemerintah melalui Pendamping Kalurahan Budaya juga mengikutsertakan kelompok reog untuk bisa ikut pentas seni di tingkat kalurahan maupun event lain.

Kelompok Reog Ngesti Budoyo menjadi salah satu garda terdepan dalam menjaga kekayaan budaya lokal di Kabupaten Gunungkidul. Meski tantangan besar membayangi, semangat pelestarian terus dikobarkan demi menjaga agar Reog klasik tidak punah di tengah arus modernisasi. (Mimar)