Tiga Seniman Karangrejek Lunasi Janji Almarhum Lurah Supramonco
Operator Desa 22 Agustus 2025 00:19:08 WIB
Karangrejek (SID)—Kepyakan kelompok seni tayub atau ledek Lambangsari digelar di Balai Padukuhan Karangsari, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis malam, 21 Agustus 2025. Acara dibuka dengan pentas tetembangan khas tayub.
Hadir dalam acara tersebut Pj. Lurah Karangrejek, Siti Salami; Tim Monev Pendamping Budaya, CB Supriyanto; Ketua Kalurahan Budaya Karangrejek, Sutrisna, S.Pd, Babinsa, Babinkamtibmas dan pendamping Kalurahan Budaya Karangrejek.
Kepyakan ini merupakan upaya menjalankan amanah atau wasiat almarhum Lurah Karangrejek periode 2019 - 2025, Supramonco. Pada masa hidup Lurah Supramonco meminta pada 3 tokoh seni di Kalurahan Karangrejek untuk membuat kelompok tayub.
Hal tersebut mengingat sejarah di 3 padukuhan yakni Padukuhan Karangsari, Karanggumuk 1 dan Karanggumuk 2, tayub merupakan kesenian yang wajib tersaji pada saat rasul. Selama ini kesenian tersebut juga selalu didatangkan dari luar desa saat acara rasul 3 padukuhan.
Permintaan tersebut disanggupi oleh seniman Kalurahan Karangrejek yakni Ki Suparno, Satiran dan Dwi Kristiani. Namun sebelum permintaan tersebut dilaksanakan, Lurah Supramonco sakit dan akhirnya meninggal dunia.
“Setelah beberapa saat kami memang vakum dan sebelum rasul tahun ini kami teringat kembali janji kami kepada almarhum Pak Lurah Supramonco. Maka Alhamdulillah malam ini kami bisa ngestoaken dawuh beliau, semoga tidak menjadi hutang,” terang Satiran, Koordinator Kelompok Tayub Lambangsari disela acara pentas kepyakan.
Dalam sambutannya Pj. Lurah Karangrejek, Siti Salami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya semua pihak yang sudah mendukung acara, terlebih kepada LPMP Padukuhan Karangsari yang sudah memfasilitasi kepyakan terbentuknya kelompok kesenian tayub yang merupakan amanah almarhum Lurah Karangrejek, Supramonco.
“Tayub merupakan kesenian warisan budaya bagi Kalurahan Budaya Karangrejek, sehingga kami berharap seluruh masyarakat bisa mengenal dan mencintai kesenian tayub ini,” pesan Siti Salami.
Terpisah, Ketua Kalurahan Budaya Karangrejek, Sutrisna, S.Pd dalam sambutannya menyatakan terima kasih atas terselenggaranya kepyakan malam ini.
“Mari kita perhatikan Tayub secara kasat mata merupakan hiburan, dalam batin tari tayub merupakan upaya mencapai kesempurnaan. Tari tayub memiliki makna untuk mencapai kesempurnaan manusia diuji agar bisa mengendalikan angkara murka, mudah marah, iri dengki, dan pengendalian nafsu,” kata dia.
Sebagai penutup, CB Supriyanto menyatakan, dari sekian banyaknya Kalurahan Budaya di Kabupaten Gunungkidul ini baru ada 1 kesenian tayub. Oleh karena itu dengan adanya acara kepyakan Lambangsari ini menambah potensi kesenian di Kalurahan Budaya Karangrejek. (risa)
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Tiga Seniman Karangrejek Lunasi Janji Almarhum Lurah Supramonco
- Dua Warga Karangrejek Dapat Bantuan Bedah Rumah
- Usai Senam, Warga Karangsari Hoki Bawa Pulang Kambing
- Pemkal Karangrejek Ikuti Upacara HUT ke 80 Kemerdekaan RI di Baleharjo
- Pemerintah Kalurahan Karangrejek Gelar Malam Tirakatan HUT Kemerdekaan RI
- Lurah dan Pamong Karangrejek Sendiko Dawuh Kenakan Pakaian Tradisional Jawa
- Pergantian Pengurus Takmir Masjid Al Falah