Kalurahan Karangrejek

Karangrejek (SID)—Keberanian pemuda yang satu ini dalam hal bisnis patut diacungi dua jempol. Di bidang usaha agrobisnis, ia nekat berspekulasi menanam cabai (lombok) saat musim hujan dan berbuah rezeki nomplok.

Pemuda yang beruntung itu adalah Wahyu, warga Padukuhan Karanggumuk 1, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di lahan pertanian seluas kurang lebih 1 hektar, tepatnya di Padukuhan Karangsari, Kalurahan Karangrejek, Wahyu menanam 2 jenis cabai yakni cabai rawit dan cabai besar. Untuk tenaga kerja harian, ia dibantu oleh 2 orang.

Sejak bulan September 2024, Wahyu sudah mulai menanam cabai dengan sistem plastik mulsa. Untuk pengairan ia memilih menggunakan listrik dengan memanfaatkan selang drip.

“Alhamdulillah Desember 2024 dan sampai Januari 2025 ini, pelan-pelan kita sudah panen lumayan,” kata Wahyu, Selasa (15/01/2025).

Ia mengakui bahwa menanam cabai di musim hujan memang banyak kendala. Hal ini karena curah hujan tinggi mengakibatkan tanaman cabai sangat rawan terkena penyakit.

“Kita dulu tanam cabai besar 6.000 batang dan 2.000 batang jenis rawit. Terus terang sekitar 25 persen gara-gara hujan jadi kena penyakit dan akhirnya mati,” ungkap dia.

Meski hasil panen cabai kali ini belum sesuai harapan semula, namun ia tetap bersyukur. Hal ini lantaran ia sudah meraup hasil penjualan cabai mencapai puluhan juta rupiah dalam sebulan.

“Untuk cabai rawit rata-rata panen 20 kg tiap 4 hari, harga sekitar Rp 70.000/kg. Cabai hijau panen tiap 5-6 hari sekitar 1 kuintal, harga Rp 20.000/kg,” beber Wahyu.