Petani Sayur Hidroponik Terkendala Cuaca dan Bibit Langka

Operator Desa 26 Desember 2024 12:34:49 WIB

Karangrejek (SID)—Petani hidroponik di Padukuhan Karangduwet 2, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini terkendala cuaca.

Musim hujan yang sudah berlangsung sekitar 2 bulan ini membuat petani kurang bisa panen sayuran berupa sawi dan selada secara maksimal. Hal ini disinyalir lantaran pertumbuhan sayur tidak bisa berlangsung cepat seperti halnya pada saat musim kemarau.

“Akhir-akhir ini kurang maksimal hasil panennya, mungkin karena lagi musim hujan. Jadi tanaman mungkin kurang sinar matahari atau bagaimana. Selain itu bibit selada sekarang juga sulit, nggak tahu kenapa,” ungkap Tumirah, petani hidroponik asal Karangduwet 2, Kamis (26/12/2024).

Sebagai informasi, Tumirah sejak tahun 2019 secara mandiri telah memulai usaha budidaya tanaman sayur secara hidroponik menggunakan pipa yang dilubangi. Kala itu ia menjual hasi panen sawi dan selada ke sejumlah warung makan.

Ia mengakui bahwa sebenarnya budidaya sayur model hidroponik ini terbilang sangat menguntungkan karena tidak membutuhkan lahan yang luas. Hanya saja butuh pengalaman dalam menyikapi kendala di lapangan, termasuk soal pemberian nutrisi yang cukup. 

“Kita sengaja tidak pakai pestisida kimia untuk memberantas hama. Ya risikonya kadang kita harus bersihkan ulat di daun, kalau pas ada serangan,” ungkap Tumirah.

Oleh karena kondisi tanaman sekarang lagi kurang bagus, maka hasil panen saat ini hanya dimasak untuk keluarga.

Disinggung soal harga sayuran organik saat ini sebenarnya terbilang cukup mahal. Untuk selada mencapai Rp 25.000 perkilogram dan sawi Rp 15.000/perkilogram.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar